top of page

DEWI MAZHU


Nenek Moyangku Seorang Pelaut

Ada yang istimewa pada perayaan CAP GO MEH DI BOGOR tahun ini (12 Pebruari 2025). Yaitu kehadiran Dewi Mazhu dari Lukang Tianhou Temple. Salah satu Vihara tertua di Taiwan.


Selasa siang hari ini (11 Pebruari 2025), Yang Mulia Dewi Mazhu akan mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta Jakarta. Setelah melakukan penerbangan nonstop selama lebih dari lima jam. Sejauh 3800 km. Dari Bandara internasional Taoyan, Taipei, Taiwan.


Sebelumnya Sang Dewi harus melalui perjalanan darat, dari dari tempatnya bersemayam di Lukang Tianhou Temple ke Bandara Taoyan sejauh 167 km. Setelah sampai di Jakarta, langsung menuju kota Bogor yang berjarak sekitar 40 km.

Perjalanan ritual sejauh 4000 km itu hampir seluruhnya melintasi laut. Terutama Laut China Selatan. Melewati tiga negara. Philipina, Brunei Darussalam dan Malaysia.


Perjuangan Yang Mulia Dewi Mazhu dan team ke Indonesia juga sangat unik. Karena Yang Mulia sangat dihormati, maka beliau harus didudukan pada kursi pesawat. Untuk itu harus membeli tiket. Tiket dibeli harus memakai identitas pribadi. Karena antar negara maka Yang Mulia harus memiliki paspor. Perjuangan Yang Mulia dan team sungguh sangat berarti bagi kami.


Selain itu, kedatangan Sang Dewi sangat bersejarah bagi Kota Bogor. Karena sebelumnya beberapa tahun belakangan ini, Taiwan selalu mengirimkan perwakilannya dalam perayaan CAP GO MEH DI BOGOR melalui sekelompok boneka lucu yang lincah dan menggemaskan. Kostumnya didominasi warna merah dan bordir berwarna gold. Menyandang beberapa bendera di punggungnya. Lima boneka seukuran manusia gemoy itu sangat menarik perhatian penonton. Tapi tahun ini, selain boneka itu, kehadiran Yang Mulia Dewi Mazhu sangat terasa istimewa sekali.


Yang Mulia Dewi Mazhu terkenal di kalangan para pelaut dan nelayan Taiwan sejak dahulu kala. Karena sering membantu dan menyelamatkan para pelaut dan nelayan yang kehilangan arah oleh sebab dihantam ombak dan gelombang besar. Bahkan Yang Mulia sering berdiri di pinggir pantai ketika badai melanda. Dengan kemampuan yang dimilikinya, beliau memberikan petunjuk agar nelayan dan pelaut tak tersesat menuju arah pulang.


Pada satu cerita yang sangat terkenal di Taiwan, ketika itu ada delapan perahu yang hendak menuju Korea. Di tengah perjalan mereka diterjang hujan dan badai. Tujuh perahu tenggelam. Satunya selamat. Setelah sadar, pelaut yang berada dalam perahu yang selamat itu melihat Yang Mulia Dewi Mazhu duduk dalam posisi sempurna diujung lunas perahu. Menghadap laut luas yang sudah tenang dan matahari bersinar cerah.


Yang Mulia Dewi Mazhu sudah sangat istimewa sejak kecil. Meninggal dalam usia masih muda. Muda sekali. Sekitar 26/27 tahun.


Tapi kemudaannya tidak menghalangi untuk dihormati. Sejak kanak-kanak beliau sudah terkenal pintar dan suka membantu. Hari kelahirannya diperingati setiap tanggal 23 bulan 3 penanggalan lunar. Sementara para penganutnya percaya bahwa Yang Mulia Dewi Mazhu naik ke langit, (bukan meninggal), diperingati setiap tanggal 9 bulan 9 penanggalan lunar.


Yang Mulia Dewi Mazhu yang cantik ini sering dilambangkan memakai pakaian merah sebagai simbol keberanian. Juga memakai topi datar yang khas dengan untaian manik-manik di depan dan belakang topinya.


Yang Mulia Dewi Mazhu juga digambarkan memiliki delapan jendral pengawal. Konon menurut ceritanya, sebelum menjadi jendral, dua diantara jenderalnya itu ingin menikahinya. Tapi Yang Mulia mensyaratkan, jika mampu mengalahkannya maka akan menjadi suaminya. Ternyata mereka kalah, akhirnya mereka menjadi pengawal Yang Mulia. Banyak cerita lainnya yang menakjubkan berkenan dengan Yang Mulia ini.


YM Dewi Mazhu, kami sangat senang Yang Mulia mengunjungi kami di Bogor. Kami adalah negeri para pelaut, karena 65 persen wilayah kami terdiri dari laut, yang melingkupi 17 ribu pulau, dengan penduduk sebanyak 282 juta.


Yang Mulia Dewi Mazhu, daerah laut kami yang luas itu, dihuni oleh ratusan juta penduduk dengan ratusan suku bangsa dan bahasa, tapi kami disatukan dalam kalimat indah BHINNEKA TUNGGAL IKA yang dicetuskan oleh seorang Buddhis Mpu Tantular sejak abad ke 14 hingga kini.


Yang Mulia Dewi Mazhu selamat datang di negeri para pelaut yang indah dan permai ini. Semoga Yang Mulia berkenan dan dapat memberikan berkat kepada kami di sini.


Jika berkesempatan dengarkanlah lagu kanak-kanak kami tentang kebanggaannya, karena nenek moyangnya seorang pelaut, yang sering Yang Mulia lindungi dan selamatkan itu.


Nenek moyangku seorang pelaut

Gemar mengarung luas samudera

Menerjang ombak tiada takut

Menempuh badai sudah biasa



Angin bertiup layar terkembang

Ombak berdebur di tepi pantai

Pemusa brani, bangkit sekarang

Ke laut kita beramai-ramai

...

1 view0 comments

Recent Posts

See All

Comments


Commenting has been turned off.
bottom of page